Remah Jejak

  Awalnya, kukira seseorang yang tertangkap kamera mengenakan kaos putih bersablon 'Semut Ibrahim', hanya kebetulan memakai kaos itu. Tak terbetik sedikitpun bahwa Semut Ibrahim adalah sebuah komunitas. Aku pun, hanya terhitung ikut-ikutan membagikan foto yang jadi viral tersebut. Sampai salah seorang seniorku di Komunitas Bisa Menulis memberitahu. Aku tergerak ingin mencari tahu. Bukankah filosofi Semut Ibrahim itu sangat menggugah?
.
  Si semut kecil yang bersusah payah membawa setetes air menuju api yang membakar Nabi Ibrahim. Meski ia dicibir burung karena perbuatannya dianggap tak memberikan pengaruh apapun. Apa jawaban semut?
.
"Aku tahu apa yang kulakukan ini mungkin tak begitu berarti. Namun setidaknya, aku bisa menjawab jika kelak Allah bertanya ; apa yang kau lakukan saat melihat Nabi Ibrahim dibakar?"
.
Betapa usaha kita, sekecil apapun tetap memiliki nilai kebaikan di sisi Allah. Meski mungkin yang kita lakukan hanya sebuah remah, setidaknya kita bisa tegas menyatakan sikap berada di pihak yang mana. Tetap menyuarakan kebenaran, tanpa mencela atau menjelek-jelekkan pihak yang bersebrangan.
.
Bukankah kebenaran itu ibarat permata? Jika permata itu kita berikan dengan cara yang kasar -dilempar misalnya- akankah orang yang menerimanya berterima kasih pada kita? Tentu saja tidak. Justru orang tersebut akan marah-marah. Meski tahu, yang dilemparkan tadi adalah sebuah permata. Lantas bagaimanakah seharusnya kita menyampaikan permata itu?
.
Dakwah adalah kelembutan. Dakwah adalah cinta. Maka sampaikanlah kebaikan dan kebenaran itu dengan penuh kelembutan, dengan penuh cinta. Ummat Islam sudah bersatu sejak peristiwa bersejarah 4 November yang lalu. Tak pantas rasanya jika saat ini kita masih sibuk mengotak-ngotakkan pemahaman dan sudut pandang. Atau mencari-cari kesalahan dari kubu yang tak sependapat dengan kita. Kita harus bergegas merapatkan barisan! Meski jejak kita hanya sebuah remah, semoga Allah mencatatnya sebagai amal kebaikan kita semua.

Medan, 22 November 2016

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sekeping Rindu

Menjaganya Untukku